Usaha tidak akan pernah mengkhianati …

Emang iya?

Light Bulp
6 min readOct 2, 2021
Photo by Kaleidico on Unsplash

Salah satu sifat yang paling dibenci istriku dari aku adalah selalu meragukan semua hal. Salah satu hal yang paling tak ragukan adalah kebenaran omongan “usaha tidak akan menghianati hasil”. Sebuah quote yang menurutku di simplify sama orang yang merasa dirinya sedang dalam puncak karir.

Salah satu moment yang bikin aku meragukan quote ini adalah kejadian di hidupku sendiri. Kalo seandainya quote itu bener harusnya keadaan hidupku jauh lebih baik dari hari ini. Bukan bermaksud tidak mensyukuri, karena aku punya teman yang aku tau betul kalo his effort nggak sebesar yang tak lakuin. Tapi pendapatannya hari ini nggak mencerminkan effort yang dia berikan untuk profesinya.

Tapi jangan salah paham dulu ya, aku nggak benci dengan apa yang dicapai sama temenku. Aku turut seneng dengan apa yang dia capai. Ini cuman pengen ngebuktiin aja ke kalian pembaca bahwa quote itu nggak ada bener-benernya. Itu cuman sesuatu yang di simplify sama orang yang sudah menjulang kesuksesannya aja.

Kalo ada orang yang memiliki keyakinan seperti itu, nggak salah juga sebenernya, karena menurutku pola pikir seseorang ditentukan dengan perjalanan dan banyak faktor dalam hidupnya. Nah hari ini aku mau mencoba untuk mengerti apa yang sedang terjadi dengan orang yang meyakini bahwa usaha itu tidak menghianati hasil.

Mari belajar dari perjalanan Tono. Tono adalah seorang pengusaha yang menjalankan bisnis kuliner dimana dia menjual soto dengan resep turun-temurun dari orang tuanya. Tono ini tidak lahir dari keluarga yang berada dan cenderung miskin, jadi Tono mejalankan usaha soto nya hanya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari.

Dia berdagang dari jam 5 pagi sampai jam 12 malam, kedainya nggak bisa dibilang rame tapi tono selalu mengupayakan agar lauk yang disediakan selalu hangat. Jadi dia akan menggoreng lauknya saat ada pesanan yang datang. Bagaimana dengan inovasi? Ohhhhh untuk hal itu Tono sama sekali tidak memikirkannya.

Jangankan untuk berinovasi, makan sehari-hari pun penghasilan kedainya tidak mencukupi. Sampai pada suatu hari ada seseorang datang, orang yang nggak pernah Tono lihat mengingat kebanyakan pelanggannya adalah orang dari kampung sekitaran situ. Karena penasaran Tono menanyakan darimana asal orang ini, dan orang ini menjawab dia adalah anak magang di salah satu cabang bank desa di ujung desa.

Saat orang ini makan, dia sangat lahap menyantap soto yang disuguhkan. Dengan semangatnya dia mengeluarkan handphone nya dan merekam semua makanan yang ada di warung Tono.

Satu minggu berselang, orang yang tidak Tono kenal tiba-tiba satu per satu datang dan makin hari makin ramai pengunjung. Sampai Tono sendiri kelelahan menangani pengunjungnya, dia kebingungan bagaimana menyediakan lauk yang masih hangat sedangkan ada antrian panjang menunggunya untuk disiapkan soto.

Satu bulan berselang, Tono kini sudah mulai meminta bantuan tetangganya untuk membantu di warung sotonya. Sampai pada suatu ketika tetangga ini menjadi pegawai tetap Tono hingga 2 tahun berjalan. Tono kini sudah menjadi enterpreneur soto yang bisa dibilang sukses di umurannya, bahkan dia sampai bisa membuka beberapa cabang ditempat lain.

Kalo boleh tak gambarkan kehidupan Tono itu seperti grafik dibawah ini :

Sebuah usaha yang udah dia jalani selama 15 tahun akhirnya menghasilkan sesuatu, dia memberikan effort yang konsisten meningkat setiap tahun. Walaupun di tahun awalnya Tono tidak pernah mendapatkan result yang mendekati effortnya, dia nggak menyerah sampai akhirnya Dia mendapatkan result yang melebihi effortnya.

Saat memberikan seminar ke mahasiswa, Tono dengan bangga mengatakan bahwa “usaha tidak akan pernah menghianati hasil”. Dan menurutku wajar Tono berpikiran demikian, karena saat dia melihat ke belakang, memang usahanya konsisten naik dan memberikan result yang memuaskan di akhir.

Tapi lihat lagi grafiknya…

Titik balik tono ada disini, dimana ada orang yang tidak dikenal sedang iseng-iseng nyobain warung makan dan ternyata memang kualitas makanan Tono enak. Dengan kualitas yang seenak itu akhirnya si orang yang tak dikenal ini mempromosikannya. Promosinya kebetulan mendapatkan respond dari teman dan kolega si orang asing yang mengakibatkan usaha Tono perlahan mulai naik.

Tapi kalo dipikir-pikir lagi, sebenarnya setidaknya selama 12 tahun, usahanya dikhianati oleh hasil, dan karena saat itu memang keadaan dia sudah sulit, dia nggak pernah mempermasalahkan hal tersebut. Jadi dia nothing to lose aja, yang penting lakukan yang terbaik untuk bisa makan.

Tapi kalo ngeliat dari grafik diatas, berarti bener dong kalo usaha tidak mengkhianati hasil. Nyatanya dengan effort yang konsisten, dia akhirnya berdiri di puncak.

Weitssss, jangan senang dulu bung. Hidup nggak berhenti sampe situ kan? Selama nyawa masih dimiliki, maka Kehidupan masih berjalan. Nggak ada yang bisa memastikan Tono akan bertahan kan?

Sayangnya di tahun berikutnya pelanggan udah mulai jenuh dengan soto buatan tono, akhirnya perlahan tapi pasti omsetnya nggak sebesar itu lagi. Lagi-lagi Tono harus dikhianati oleh usahanya.

Kira-kira apa yang ada dikepala Tono saat dia ada diposisi ini :

Yang aku pengen sampaikan adalah, hidup itu nggak bisa di simplify. Nggak ada rumus pasti dalam hidup, apalagi membandingkan usaha dan hasil. Usaha adalah sesuatu yang bisa kita kontrol, kalo lagi mau dinaikin, kita punya kuasa untuk menaikan usaha kita. Tapi hasil adalah misteri lain yang jauh dari kontrol kita. Banyak hal yang mempengaruhi keberhasilan.

Dalam kasus Tono, kalo saat dia kedatangan orang yang tak dikenal tadi dan kebetulan dia sedang sakit dan menutup tokonya, mungkin ceritanya akan lain. Salah satu yang mempengaruhi keberhasilan Tono mau tidak mau adalah orang asing dan pengikutnya di media sosial. Atau dengan kata lain, Hoki.

Wah kalo gitu mendingan nggak usah berusaha keras-keras dong, kalo ujung-ujungnya yang menentukan hoki. Nggak gitu juga maul, usaha itu adalah bagian kecil dari keberhasilan. Setidaknya usaha adalah wadah dari keberhasilan, ibarat kalian berusaha mati-matian main bola untuk menjadi pemain bola profesional, maka hasilnya kalian akan menjadi pemain bola.

Urusan kalian akan main di klub mana, dapet gaji berapa dan siapa pasangan bermain kalian, biarkan alam yang bermain. Nggak ada yang bisa memprediksi, apakah kalo kalian lebih jago dari Cristiano Ronaldo maka kalian bakalan bisa menjadi sebesar doi? Ohhhhh, tidak semudah itu Ferguso. Tapi yang jelas kalian akan menjadi pemain bola.

Memberikan effort itu kaya ngebangun sebuah wadah, sebuah tempat dimana result kalian harus kalian tampung. Jadi semakin besar tampungan yang kalian buat, maka semakin banyak result yang kalian bisa tampung. Setelah itu alam akan bekerja, berapa banyak result yang akan diberikan ke tampungan kalian dan bagaimana cara alam memberikan resultnya itu tergantung mood.

Tapi apakah saat tampungan kita besar maka result yang akan diberikan sebanyak besaran tampungan yang kita siapkan? Belum tentu.

Wah hidup itu nggak adil dong. Ya memang, masak kalian baru sadar. Tugas kita hanya memberikan yang terbaik, tapi kita nggak wajib berhasil. Makanya banyak orang yang gagal diberikan motivasi “nggak papa, setidaknya kamu sudah berusaha”. Ini bukan cuman motivasi basa-basi menurutku, setidaknya saat kita gagal kita bukan gagal sebagai pengecut. Kita gagal sebagai pahlawan.

Tapi kan sama-sama gagal. Iyasih, hehehe. Tapi setidaknya nggak ada penyesalan kalo kita sudah melakukan yang terbaik.

Aku malah lebih percaya bahwa hidup itu sebuah rentetan cerita yang nggak bisa kita tebak. Nggak pernah tau ada plot twist apa aja dalam hidup kita, nggak ada yang bisa memprediksi apa yang akan terjadi di depan kecuali penulisnya. Apa harry potter kebayang bahwa luka yang ada di dahinya ternyata akan membawa dia ke petualangan menarik? Nggak dong.

Siapa yang tau? Benar, JK Rowling.

--

--

Light Bulp
Light Bulp

No responses yet