Orang tua atau pasangan dulu ya?
Tau kah kalian, hal yang paling rumit dari sebuah pernikahan adalah menentukan prioritas antara pasangan atau orang tua. Ada yang bilang kalo sudah menikah, laki-laki tetap milik orang tuanya dan perempuan sudah milik si laki-laki.
Oke, jangan berdebat dulu. Karena ini artikelku jadi dengerin omonganku aja hehe 😆
Pertama, sadari bahwa kita nggak bisa memilih akan lahir di keluarga yang seperti apa dan memiliki figur ayah atau ibu yang bagimana. Intinya lahir di sebuah keluarga merupakan ketentuan alam.
Kedua, sedangkan menikah merupakan keputusan alam sadar dan dilakukan dengan azas suka sama suka. Dengan diskusi panjang yang dilakukan antar pasangan sehingga menghasilkan keputusan untuk menggelah sebuah pesta pernikahan.
Oke, yang satu dilakukan dengan kesadaran penuh, dan yang satunya lagi terjadi secara alamiah dan tidak bisa kita atur. Pertanyaannya mana yang harus di prioritaskan?
Jawabannya nggak ada…
Gimana? Udah ada yang sebel? Wkwkwkwk sorry-sorry bukan bermaksud bikin kalian kesel, tapi beneran deh nggak ada yang harus di prioritaskan.
Tapi ada yang harus disikapi, kebanyakan pasangan salah kaprah disini. Mereka bingung harus memprioritaskan orang tua atau pasangan saat ada yang salah atau berantem, bingung harus belain ibu atau istri kalo mereka lagi berselisih paham.
Kalo aku pribadi, hal pertama yang harus tak lakukan saat ini terjadi adalah mengambil sikap sebagai seorang suami.
Kita — para lelaki — dengan sadar dan dengan kesadaran penuh meminta pasangan kita untuk menjadi istri dengan mendatangi kedua orang tuanya, berjanji untuk menjaga dan merawat serta memberi nafkah didepan penghulu dan saksi.
Maka sikap yang harus kulakukan adalah memastikan keadaan istriku baik-baik saja, karena janjiku saat di pelaminan akan menjaganya. Kedua, mencari point of view dari kedua belah pihak, karena yang salah tetap harus dibenarkan.
No matter who, kalo salah, kita tetep harus ngebenerin.
Mau yang salah istri ataupun ibu kita, dua-duanya harus dibenarkan. Karena menurutku bentuk kasih sayang paling dasar adalah tidak membiarkan orang yang kita sayang berada di jalan yang salah dalam kurun waktu yang lama.
Orang sering salah paham kalo kita menegur ibu kita maka kita jadinya anak durhaka dong? Padahal nggak juga, karena kalo ibu nggak di tegur, malah jadinya beliau akan merasa selalu benar, kalo hal ini dibiarkan dalam waktu yang panjang maka korban utamanya adalah pasangan kita.
Tau kah kalian apa jadinya kalo ada nasi yang sudah hampir kering lalu kita biarkan dalam waktu yang lama? Bener, dia akan jadi karak atau nasi kering dimana walaupun kita guyur air se ember pun nggak akan bisa menjadi lunak kembali.
Yang ada dia menjadi nasi kering yang basah kuyup.
Jadi sebelum terlambat, mending ingatkan sekarang, tegur sekarang, keburu menjadi nasi kering yang udah nggak akan bisa dibasahi lagi.
Demi kebaikan beliau dan orang-orang yang ada disekitarnya.
Terus gimana dengan istri? Kalo mereka yang salah harus kita tegur juga dong. Bener, tegur dia kalo dia yang salah, nggak ada pengecualian. Perlakukan orang tua sebagaimana kita memperlakukan istri, dan perlakukan istri sebagaimana kita memperlakukan ibu kita.
Selama kita bisa melakukan hal yang sama kepada orang tua dan pasangan, maka mereka nggak akan pernah berfikir bahwa “kok kamu belain mama mu sih?” atau “kok kamu lebih belain istrimu ketimbang mamah? Mamah ngelahirin kamu dan ngebesarin kamu loh”
Pemikiran sempit macam itu sebenernya sering keluar karena kita memperlakukan salah satunya berbeda. Akhirnya yang satu merasa bahwa tidak lebih disayang ketimbang yang satunya.
Memang adil tidak harus sama, tapi cara kita memperlakukan seseorang dan orang lainnya harus sama. Ini yang ngebikin mereka berfikir dan bisa mengerti saat kita bersikap tegas.
Ini terjadi di hidupku sekarang, awalnya memang susah, orang tuaku bahkan berfikir kenapa anaknya tiba-tiba tegas banget.
Sampai mereka juga lihat kekonsistenan ku tegas ke pasangan akhirnya mereka paham bahwa aku mencoba se objektif mungkin, kalau sampai aku menegur berarti ada yang harus di instrospeksi dari mereka.
Prinsip hidupku dalam mengambil sikap itu sederhana
hal pertama yang harus terjadi dari pengobatan sebuah penyakit adalah pasien harus tau kalau mereka mengidap penyakit tersebut.
Karena kalau pasien nggak sadar dan denial dengan penyakitnya maka mereka nggak akan mau berobat, kalo mereka nggak mau berobat maka mereka nggak akan sembuh, kalo mereka nggak sembuh maka hal buruk bisa terjadi.
Maka menjadi sadar mungkin bisa menyelamatkan banyak hal. Dan ini alasan kenapa menegur orang yang salah itu penting, harapannya itu bisa membuat mereka berfikir dan sadar kalo mereka salah, yang nantinya harus mereka perbaiki.
Walaupun seringnya orang yang menegur malah dimusuhi, tapi it’s okay, seperti yang aku bilang di awal
Bentuk sayang yang paling dasar adalah tidak membiarkan orang yang kita sayang berada di jalan yang salah dalam waktu yang lama.