Sprint Planning, apa pidato kenegaraan?
No offense ya …
Jujur sebenernya aku males banget ngomongin masalah kerjaan di medium, pertama karena kerjaan udah diomongin selama 8 jam sehari, yang kedua karena kerjaan udah banyak yang ngomongin. Kayanya tuh kurang kerjaan banget di platform semenarik ini ngomongin hal yang tiap hari diomongin selama 8 jam sehari.
Tapi karena gregetan, dan nggak pernah ada yang berani ngangkat omongan ini secara frontal, maka kali ini ijinkan saya orang cupu ini ngomong secara frontal tentang hal ini.
Sebenernya kali ini aku bakalan ngomongin spesifik tentang sprint planning, dan ini biasanya dipake buat mereka yang make scrum management. Bagi yang gapernah ngalamain sprint planning atau yang nggak ngerti sprint planning itu apa, mendingan jangan diterusin daripada kalian pusing.
So, biasanya sprint planning itu dilakukan dalam kisaran waktu 1–2 jam dalam satu sesi. Dan yang menyebalkan adalah agendanya, dimana agenda ini tu sebenernya bisa dipersingkat mengingat yang melakukan sprint planning ini anak-anak muda yang biasanya lebih praktis dalam melakukan sebuah kegiatan.
Agenda sprint planning biasanya sebagai berikut:
- Menjelaskan satu persatu task yang akan dikerjakan dalam sprint berjalan
- Menentukan waktu pengerjaan untuk masing-masing task
- Terakhir, kita sebagai pekerja milih task apa yang pengen kita ambil
Oke dari 3 sesi tersebut sebenernya sesi 1 itu nggak perlu. Beneran deh, ngerti kenapa? Karena nggak ada yang dengerin juga. Nggak percaya? Karena setiap kali selesai sprint dan task terbagi, setiap orang pasti bakalan reconfirm ulang task-task tersebut.
Dan nggak jarang orang yang selesai sprint ditanyain detail tasknya mereka nggak ngerti apa detail dari task yang akan mereka emban dalam satu sprint. Jadi percuma kan jelasin panjang lebar?
Kan brengsek ya, udah dijelasin satu persatu tapi ujungnya malah nanya ulang deskripsi tasknya.
Tapi sebenernya nggak salah juga, karena mereka hanya akan bertanggungjawab ke task masing-masing dan nggak akan bertanggungjawab ke task yang lain. Jadi ngapain musti dengerin panjang lebar task-task yang lain.
Orang hanya akan cenderung ngedengerin informasi yang mereka butuhkan aja. Sebenernya ini berlaku ke semua hal, karena kita tuh sebagai manusia nggak akan pernah peduli dengan omongan orang tentang hal yang nggak ada hubungannya dengan kita. Inikan alasan kenapa algoritma fyp tiktok diciptakan.
Algoritma fyp tiktok diciptakan karena pengen menjaga para penonton tetep stay didepan handphone dan melihat apa yang disuguhkan tiktok seharian. Gimana caranya? Dengan terus menghadirkan video yang relate dengan penggunanya.
Disinilah algoritma berperan, mereka ngebaca jenis-jenis video apa aja yang jarang di skip sama penggunanya dan jenis video apa aja yang sering banget di skip sama si pengguna. Data ini dipake untuk menghasilkan video-video yang relate dengan si pengguna.
Kalo algoritma yang dibuat manusia bisa bekerja dengan sedemikian baik, masa seorang manusia yang dikaruniai otak dengan sel dan jaringan yang jauh lebih kompleks dari server nggak bisa menciptakan kondisi yang sama?
Yaitu menjaga relation antara task dan orang yang mengerjakan.
Sekarang udah bukan eranya kalo lagi upacara ada sambutan yang panjang lebar nggak ada isinya dan ngomongin kebajikan sepanjang sambutan, sekarang udah jamannya orang ngomong yang relate-relate aja dengan audiencenya.
Bayangkan kalian sebagai seorang lead yang memimpin jalannya sprint ngomong panjang lebar kiri kanan atas bawah dan nggak ada yang dengerin. Nggak percaya? Coba tiap kali kalian selesai menjelaskan tanya aja sesuatu, berapa waktu yang dibutuhkan sampe pertanyaan kalian disautin?
Selain itu, kan ada kolom description di tiap tasknya. Apa guna kolom ini kalo nggak dimanfaatkan sebaik mungkin. Jadi kalo kolom deskripsi ini digunakan dengan benar dan bisa dijelaskan dengan singkat padat dan jelas di kolom deskripsi maka agenda sprint planning bakalan bisa kaya gini :
- Pick up task oleh masing-masing pekerja
- Pertanyaan dari masing-masing pekerja
- Menentukan lama pengerjaan dari masing-masing task dari pekerja
Design agenda kaya gini bakalan meningkatkan awareness si pekerja sebenernya, kenapa? Karena mereka baca sendiri documentasinya, mereka nanya sendiri informasi yang dibutuhkan, dan mereka tentuin sendiri waktu yang dibutuhkan.
Jadi sebagai pemimpin sprint kalian nggak perlu ngomong panjang lebar dan nggak ada yang dengerin. Biarin pekerja kalian nanya apa yang mereka butuhin dan jawab apa yang mereka tanyakan. Jadi disetiap omongan kalian setidaknya ada satu orang yang dengerin.
Sederhananya, task itu dari mereka dan untuk mereka. Jadi kebutuhannya pun juga bakalan keluar dari orang yang akan mengerjakan task tersebut. Gimana? Lebih efisien kan daripada dijelasin satu persatu dan malah bikin orang yang ngejelasin nggak didengerin.
Udah jelasin panjang-panjang, malah nggak didengerin ujungnya.
Inget, work hard is expired, work smart is the new one…