Self Reward, butuh nggak?
Jangan-jangan sebenernya udah dapet self reward, tapi nggak nyadar aja
Bagi yang baru aja ngerasain gaji biasanya akan ambisius untuk mengeluarkan pengeluaran self reward. Dimana pengeluaran untuk self reward ini sebenarnya sebuah pengeluaran yang bisa dibilang penting nggak penting. Kenapa? Mari kita bicarakan.
Pernahkah terlintas dipikiran kita bahwa sebenarnya self reward akan natural keluar tanpa kita harus berangan-angan terhadap barang-barang yang super mahal? Seperti membeli makanan yang secara tidak sadar saat pulang kerja dengan keadaan letih, maka kita akan cenderung membeli makanan yang kita sukai walaupun harganya terbilang agak mahal, atau kita akan cenderung membeli sesuatu yang memudahkan kita walaupun sebenarnya kita tidak butuh.
Self reward, sering sekali menjadi kambing hitam disaat kita pengen beli smartphone keluaran terbaru atau berlibur ketempat yang jauh dan memakan biaya yang tinggi. Tanpa kita sadari kita pun secara tidak langsung selalu memberikan hadiah kepada diri kita dengan berbagai macam bentuk, dari mulai membeli makanan yang super lezat, jalan-jalan ke mall, berlangganan netflix atau spotify sampai ke hal sederhana sesederhana berangkat kerja dengan naik taksi.
Kebanyakan orang enggan mengakui bahwa membeli gadget dengan harga fantastis sebagai sebuah pengeluaran tertier. Kebanyakan orang enggan mengakui bahwa itu adalah sebuah pengeluaran tertier karena mereka tidak mau dianggap orang yang suka menghambur-hamburkan uang. Padahal faktanya pengeluaran yang dikeluarkan diluar sesuatu yang kita butuhkan adalah sebuah pengeluaran tertier.
Sebuah benda bisa menjadi sebuah pengeluaran yang tidak perlu dan bisa menjadi pengeluaran yang perlu. Smartphone dengan harga 20jt an akan menjadi pengeluaran yang perlu jika orang yang mengeluarkan pengeluaran tersebut adalah seorang gamer yang menghasilkan uang melalui dunia game, tapi menjadi tidak perlu jika pengeluaran ini dikeluarkan oleh seseorang yang hanya membutuhkan smartphone untuk kehidupan sehari-hari seperti main sosmed, chattingan, dan bermain youtube.
Pertanyaannya, apakah tidak boleh membeli barang dengan harga mahal jika mampu? Jawabanya ya boleh-boleh saja jika mampu. Perlu digaris bawahi bahwa arti dari kata mampu berarti kita sudah memiliki penghasilan yang berlebih dan tidak memiliki kebutuhan lain diluar pengeluaran tertier kita.
Tapi orang justru banyak yang salah kaprah, dana darurat masih belum ada sudah kepengen beli smartphone harga fantastis, ngredit lagi. Bukanya nggak boleh, boleh saja jika ingin memberikan self reward dengan barang yang mewah, nggak ada yang salah. Yang salah adalah saat mengeluarkan pengeluaran tertier akan tetapi tidak tau pengeluaran sekunder dan pengeluaran primernya.
Lebih jauh tentang pengeluaran primer, sekunder dan tertier kalian bisa dengarkan disini. Pengeluaran primer adalah pengeluaran yang harus dikeluarkan setiap bulannya. Pengeluaran sekunder adalah pengeluaran yang tidak dikeluarkan setiap bulannya akan tetapi kita membutuhkan pengeluaran ini, sedangkan pengeluaran tertier adalah pengeluaran yang sifatnya nice to have.