Rumah tangga yang mandiri itu penting
Oke, mari ngomongin beberapa alasan kenapa aku nggak merekomendasikan kalian yang baru saja menikah tinggal bareng sama orang tua ataupun mertua kalian. Sebenarnya aku juga nggak merekomendasikan kalian tinggal dekat dengan orang tua atau mertua sih. Let me tell you kenapa aku nggak merekomendasikan.
Disclaimer dulu di awal, ini nggak berlaku ke kalian yang sedang memiliki ortu atau mertua yang sedang sakit-sakitan. Karena mau tidak mau hidup bersama mereka itu adalah bakti kita kepada orang tua.
Alasan pertama kenapa hidup bareng ataupun tinggal di dekat rumah mertua atau orang tua sendiri setelah menikah tidak direkomendasikan adalah masalah kedaulatan. Seperti yang kita tau, dalam sebuah keluarga udah pasti bakalan sering kita harus mengambil keputusan.
Dan saat dirumah kalian ada ortu atau mertua, keputusan yang akan keluar pasti akan terpengaruhi dengan adanya mereka di rumah. Entah ada pertimbangan menjaga kenyamanan mereka atau bahkan dalam skala ekstreme, banyak mertua atau orang tua yang ikut campur dalam keputusan keluarga anaknya.
Baiknya, saat kita masih berkeluarga untuk awal-awal. Semua keputusan yang diambil, harus mengutamakan kepentingan anggota inti dari keluarga tersebut terlebih dahulu. Kenapa? Karena di awal pernikahan, pasti banyak banget yang harus dipelajari dalam hal mengambil keputusan. Namanya masih baru belajar, ada baiknya belajar dari yang paling mudah kan?
Dalam kondisi ekstreme, orang tua atau mertua kadang suka ikut campur dalam pengambilan keputusan keluarga anaknya. Walaupun sebenarnya aku yakin ikut campur nya mereka pasti untuk kebaikan anaknya sendiri. Karena nggak ada orang tua waras yang pengen keluarga anaknya hancur.
Tapi musti disadari, bahwa keadaan keluarga kalian, itu ya kalian sendiri yang merasakan. Bukan orang tua atau mertua kalian. Mereka hanya orang yang pernah membangun bahtera rumah tangga lebih awal daripada kalian. Bukan berarti apa yang mereka lewati dulu cocok diterapkan mentah-mentah ke keluarga kalian kan?
Sialnya, kadang ada anak yang nggak berani ngebantah permintaan dari orang tua. Atau bahkan ada orang tua yang tiap hari mendesak anak atau mantunya agar mereka melakukan apa yang orang tua ini mau. Terlepas dari niat mereka baik atau buruk, selama impact ke pasangan atau ke diri kita nya buruk, maka itu adalah hal yang buruk.
Niat hanyalah sebuah niat, kalo nggak dieksekusi dengan benar.
Alasan kedua, ini sebenarnya alasan yang jarang diangkat sih. Entah karena kebanyakan laki-laki nggak berani ngomong atau gengsi buat ngomong, atau jangan-jangan istrinya feminist. Tapi let me tell you untuk para perempuan, laki-laki itu adalah makhluk alpha pada dasarnya, terserah kalian mau ngomong apa, tapi ya memang itu kenyataanya.
Seperti pada normalnya makhluk alpha, mereka bakalan mengeluarkan defense mechanism saat ada ancaman terhadap ke alpha an mereka. Salah satunya adalah diam, cuek dan nggak mau banyak mengeluarkan pendapat. Jangan pernah kalian merasa menang saat laki-laki iya iya aja kalo ditanyain pendapat. Percayalah ini adalah awal dari berita buruk pernikahan kalian.
Kebayang nggak kalo seekor singa dari kecil dipelihara dalam sebuah kebun binatang sampai mereka dewasa, dan pada saat mereka dewasa kebun binatangnya tutup dan memaksa singa ini harus kembali ke alam liar. Apa yang akan mereka lakukan di alam liar? Berburu? Aku rasa nggak. Mereka sudah kehilangan instinct berburunya.
Pentingnya mengeluarkan seorang laki-laki dari zona dimana dia bukan alpha tertingginya akan membuat para lelaki ini bisa mengambil keputusan atas keluarganya sendiri. Kebun binatang itu adalah perumpamaan dari orang tua, orang tua kita akan mati pada akhirnya. Dan saat mereka nggak ada, instinct kita dalam mengambil keputusan sudah terlalu tumpul.
Tanpa disadari, sudah ada 1 istri dan 2 anak yang akan terdampak dengan keputusan kita nantinya. Pasti kita nggak pengen kan anak istri kita ikutan menanggung keputusan sembrono yang kita ambil?
“Terus kalo kita diminta tinggal sama orang tua harus ngomong apa?”. Menurutku pribadi, berikan penjelasan kepada mereka, selama orang tua atau mertua kita masih dalam keadaan sehat, maka berikan penjelasan se masuk akal mungkin. Karena pada akhirnya semua dari kita pasti akan merawat orang tua kita saat mereka sudah butuh bantuan.
Tapi sementara saat orang tua kita sehat, biarkan kita sebagai keluarga yang masih baru dan belum banyak pengalaman ini belajar untuk menghidupi bahtera kita sendiri dengan cara dan tradisi yang kita buat sendiri. Sehingga nantinya saat orang tua kita masuk ke dalam bahtera kita, mereka bisa melihat dengan bangga bahwa kita sudah bisa mengemudikan kapal ini 100% tanpa bantuan dari orang tua atau mertua kita.
“Gimana kalo orang tua kita tinggal sendirian? Masak harus ditinggal sih? Kan kasian”. Oke, ini adalah pengecualian. Tapi tetep, aku nggak merekomendasikan tinggal bareng, tapi opsi untuk tinggal berdekatan dengan orang tua atau mertua kita bisa dibenarkan supaya kita bisa melihat keadaan mereka dengan intens.
Memang terkesan lebay, tapi tinggal terpisah itu bakalan ngebantu banget untuk kalian bisa memutuskan hal kecil seperti mau meletakan lemari di sebelah mana, dan me layout dapur sesuai dengan kebutuhan sang istri tercinta. Terkesan remeh, tapi jangan disepelekan. Dari hal kecil selalu timbul masalah yang lebih besar kan?