Mari berfikir tentang memiliki rumah

Light Bulp
3 min readJun 18, 2020

--

Photo by Jesse Roberts on Unsplash

Beberapa dari kita mungkin banyak yang merasa aneh dengan keinginan orang yang lebih tua dari kita, entah itu paman, bibi atau bahkan orang tua kita sendiri yang selalu mendoktrin kita untuk membeli rumah. Sedangkan usia kerja kita masih kurang dari 5 tahun.

Penasaran nggak sih, emang mereka punya rumah tu di usia kerja mereka ke berapa sih? Punya rumah yang saya maksud adalah punya rumah dari hasil kerja keras mereka sendiri ya, bukan dari bantuan orang tua atau bahkan harta warisan, please comment…

Tapi saya mencoba untuk memahami keinginan mereka, karena jujur saja kita sebagai anak pasti pengen kan membahagiakan orang tua kita dengan mewujudkan segala sesuatu yang bisa membuat orang tua kita senang, dengan membeli rumah salah satunya.

Walaupun memang terasa kurang masuk akal, mengingat masih banyak yang bisa kita beli dengan harga yang jauh lebih masuk akal ketimbang beli rumah seperti membeli mobil.

Ya betul MOBIL. Kenapa? karena untuk kita yang bekerja di kota metropolitan kebutuhan akan mobil bukan lagi masalah prestis. Karena dengan memiliki mobil akan banyak yang bisa memangkas banyak waktu dalam perjalanan terutama saat bekerja atau sekedar mendatangi kondangan.

Di jakarta dan sekitarnya, melakukan perjalanan dari bekasi ke jakarta bisa memakan waktu hampir 1,5 jam jika menggunakan motor karena jalan yang dilalui lumayan memutar. Sedangkan jika menggunakan mobil kita mungkin bisa memangkas waktu lebih cepat melewati tol, walaupun memang biaya yang keluar tidak akan lebih murah.

Ditambah dengan menggunakan mobil memang kita akan merasakan pengalaman perjalanan yang lebih nyaman karena kita nggak perlu berpanas-panasan sekaligus kita bisa menggunakan segala fasilitas yang ada termasuk jalur cepat yang tidak pernah dibuka untuk sepeda motor.

Bagaimana dengan harga? Oke sekarang kita ambil harga termurah saja. Mobil LCGC (Low Cost Green Car) yang paling murah memiliki harga kisaran 95 jt an dengan merk Cayla, sedangkan harga rumah yang paling murah dan layak huni sekitar 300jt an. Yak betul 3 kali lipat, tidak sebanding kan?

Mungkin anak jabodetabek udah pada tau kalo rumah harga segitu nggak mungkin ada di jakarta dimana akses dari rumah ke kantor pasti memakan waktu 1 jam lebih.

“Tapi kan rumah harganya naik terus, mobil nggak”. Tapi kan rumah bukan investasi bosss. Rumah dan mobil itu sama-sama asset kecuali rumahnya dijual dan kalian memperhitungkan juga biaya bayar listrik, air, iuran lingkungan serta biaya renovasi selama rumah itu ditempati.

Karena rumah beda dengan saham dimana kalo beli saham, kita tidak akan mengeluarkan biaya ekstra setiap bulannya jadi kalau dijual dan harga jualnya lebih tinggi ketimbang harga beli maka marginnya bisa kita sebut sebagai keuntungan investasi.

Maka dari itu tolong berhenti menyebut rumah sebagai instrumen investasi kecuali anda memang menggunakan rumah tersebut sebagai instrumen bisnis seperti kontrakan atau rumah kost.

Kembali ke bagaimana kita bisa memenuhi keinginan orang tua kita untuk memiliki rumah, menurut saya pribadi mulailah untuk memberitahukan ke orang tua keadaan lapangan saat ini seperti apa. Karena kebanyakan dari mereka memandang kehidupan dari kacamata mereka yang sudah memiliki kemapanan finacial dan perjalanan hidup yang sudah bertahun-tahun.

Walaupun gaji kita sudah >10jt bukan berarti kita sudah bisa membeli rumah, karena dengan umur kerja yang masih <5th pasti cash flow kita pun masih berubah-rubah. Dengan keadaan cash flow yang masih berubah otomatis kemampuan kita dalam menyisihkan dana pun masih sangat labil.

Memiliki rumah memang impian semua orang, tapi jangan menjadikan hal itu sesuatu yang membebani. Karena sebaik-baiknya hidup bukan hidup yang memiliki rumah tapi hidup yang bahagia.

--

--

Light Bulp
Light Bulp

No responses yet