Ketersinggungan dan Naluri

Light Bulp
4 min readMay 20, 2022

--

Photo by Icons8 Team on Unsplash

Selamat datang kembali ke medium yang beberapa minggu belakangan memang sengaja aku tutup. Dan izinkan aku mengucapkan minal aidzin wal faidzin mohon maaf lahir dan batin, maaf kalo ada omongan atau artikel yang nggak berkenan dihati teman-teman yang baca.

Sebelumnya aku pengen sedikit cerita kenapa medium-ku dalam beberapa minggu belakangan ditutup sementara. Disclaimer dulu, aku nggak ada berupaya menyalahkan atau memojokkan siapapun didalam artikel ini. Jadi beberapa bulan sebelumnya, ada seorang temen yang tersinggung dengan salah satu artikel yang tak tulis.

Sialnya yang tersinggung adalah salah satu teman dekatku sendiri, nah daripada rame dan menambah angka ketersinggungan seseorang terhadap artikelku, maka aku memutuskan untuk menutup medium sementara waktu sampai waktu yang tidak ditentukan, sambil aku baca-baca lagi artikel yang bisa menyinggung perasaan orang lain.

Setelah waktu berjalan beberapa minggu dan aku coba review beberapa tulisan, entah aku yang nggak peka atau gimana, aku nggak menemukan hal yang berpotensi menyinggung orang lain. Dan pada akhirnya aku memahami suatu hal, yaitu bahwa ketersinggungan adalah sebuah reaksi alamiah manusia. Jadi sebaiknya tidak perlu dipermasalahkan untuk urusan tersinggung ini.

Karena jujur aja aku juga pernah tersinggung atas tindakan orang lain yang sepertinya tidak ditujukan ke aku atau keluargaku. Jadi kenapa harus dipermasalahkan dan dipusingkan, toh juga kita ngomong apapun bisa berpotensi menyinggung seseorang.

Tersinggung itu seperti lapar dimana rasa lapar adalah hal yang sifatnya naluriah. Kita bisa lapar dalam keadaan apapun dan tanpa disangka-sangka, ditengah meeting atau bahkan saat sedang dalam perjamuan makan malam. Nggak ada yang bisa membendung rasa lapar itu datang.

Dan selayaknya rasa lapar, rasa lapar memang bentuk naluriah manusia, tapi sebagai manusia kita memiliki kontrol akan tindakan selanjutnya dari rasa lapar ini. Apakah kita akan makan atau tidak?

Sebagai manusia ada hal yang rasional dan irasional dimana ini menjadi pertimbangan kita dalam melakukan tindakan selanjutnya setelah sifat naluriah kita muncul. Saat orang lapar, maka pada umunya dia akan melihat situasi dan kondisi, apakah ada makanan disekitarnya? Sedang dalam keadaan apa dia sekarang? Apakah makanan yang ada memungkinkan dimakan tanpa menggunakan alat bantu seperti sendok dan garpu?

Setelah itu semua dipertimbangkan, maka keputusan akan diambil. Makan atau tidak? Jarang sekali orang memutuskan untuk makan soto ayam menggunakan tangan kosong walaupun dalam keadaan lapar, karena ini adalah tindakan yang irasional.

Sama denga tersinggung, dimana ini adalah hal naluriah yang ada dalam diri manusia seperti kita. Tapi sayangnya dalam hal ini kebanyakan orang mengambil jalan yang irasional karena melibatkan emosi. Dan ini sangat amat disayangkan.

Banyak pertemanan ataupun keluarga yang rusak hanya karena tindakan irasional yang diambil saat mereka tersinggung. Dan kebanyakan dari kita akan mengalami penyesalan saat kita selesai dengan tindakan irasional tersebut. “Ah, tau gitu…” sering banget penyesalan seperti ini muncul karena efek dari tindakan irasional yang kita lakukan.

Oke, apa yang baiknya kita lakukan saat sedang mengalami ketersinggungan? Pertama dan hal yang paling sulit — kadang aku juga susah nerapinnya — adalah diam. Karena dengan diam kita memberikan jeda sejenak kepada hati dan pikiran untuk kembali ke posisi netralnya, sehingga nggak melakukan sesuatu secara sembrono.

Banyak orang pada akhirnya mempermalukan dirinya sendiri karena tindakan yang dia ambil pada posisi yang tidak netral. Pada akhirnya bereaksi sebelum sempat berkontemplasi, sering melahirkan sebuah penyesalan.

Kedua, setelah hati dan pikiran kita netral, telusuri lagi apa yang membuat kita tersinggung. Pastikan apa yang membuat kita tersinggung ini ditujukan untuk kita. Karena kalau tidak, jangan membuang energi secara percuma untuk mengurusi sesuatu yang tidak ditujukan untuk kita. Karena emang ada ketersinggungan yang nggak harus diekspresikan.

Ketiga dan yang terakhir, pastikan kalian sudah membicarakan baik-baik dengan yang bersangkuran kalau memang hal yang membuat kalian tersinggung ditujukan untuk kalian. Pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial, persetan dengan introvert. Se introvert apapun orang, mereka tetap manusia yang bisa diajak bersosial dan berbicara dengan baik.

Dan nggak ada satu orang pun didunia ini — kecuali dia gila — yang nggak bisa diajak ngomong baik-baik. Asalkan kita bisa memastikan kepala kita berada di titik netral, begitu pula lawan bicara kita.

Karena pembelajaran diatas aku memutuskan untuk membuka kembali mediumku dan mencoba menerima reaksi ketersinggungan orang terhadap beberapa artikel yang sudah tak tulis. Karena memang tersinggung adalah hal yang nggak akan bisa kita bendung walaupun kita sudah sangat berhati-hati.

Intinya semua yang tak tulis di artikel medium ini hanya sebuah opini dan beberapa masukan pribadi saja. Benar dan salahnya sangat tergantung dengan kalian para pembaca.

Seperti yang sudah tak bicarakan di beberapa artikel sebelumnya bahwa opini datang dari kompas moral masing-masing orang, dan kompas moral terbentuk karena latar belakang yang berbeda-beda pula.

--

--

Light Bulp
Light Bulp

No responses yet