Kenapa masih sedikit tulisan berbahasa indonesia di medium?
Dimana menulis masih belum menjadi sebuah budaya
Banyak mungkin dari kita yang baru masuk kedalam platform medium ini bertanya-tanya, kenapa tidak banyak artikel berbahasa indonesia? Apakah didalam platform ini sedikit orang indonesianya?
Awal kali saya menjejaki platform ini sejujurnya saya pun berfikir demikian, karena memang sangat tidak nyaman membaca sesuatu dalam bahasa yang berbeda dengan bahas ibu kita. Walaupun mengerti, tapi bahasa indonesia akan terasa lebih mudah dicerna ketimbang bahasa inggris.
Lalu pada akhirnya saya memutuskan untuk menulis blog saya di sini, karena saya berfikir apa salahnya membuat sebuah konten bacaan dalam bahasa indonesia di platform yang normalnya diisi oleh mereka yang berbahasa inggris. Kalau kebanyakan dari kita saat ini rela belajar bahasa korea untuk menikmati konten korea, kenapa tidak dengan mereka belajar bahasa indonesia untuk menikmati konten kita.
Sampai pada sebuah titik saya menyadari, bahwa ternyata tidak sedikit penulis medium yang ternyata mereka adalah orang indonesia dan memilih untuk menggunakan bahasa inggris dalam menulis kontennya. Tidak salah memang, karena kebanyakan dari konten yang mereka tulis bukan untuk audience indonesia, melainkan audience dunia.
Baiklah mari kita tanyakan kepada diri kita, dalam satu hari berapa artikel yang kita baca? Seberapa mengenal kita dengan platform medium ini?
Saya menyebarkan artikel medium saya kebanyakan di social media seperti facebook atau twitter, dan mungkin kebanyakan mereka enggan meng-klik karena mereka tidak tau apa itu medium. Terlepas memang saya bukan sosok yang terlalu berpengaruh.
Selain itu, medium memang memiliki konten-konten premium, dimana kata premium artinya bayar dan bayar adalah hal yang dihindari kebanyakan dari kita. Tanpa kita sadari bahwa masih banyak konten-konten yang tidak premium dan dapat dinikmati dengan gratis.
Memang juga tidak sedikit konten bahasa indonesia di medium selain konten-konten yang saya miliki, tapi kebanyakan dari konten ini masih membahas sesuatu yang sangat teknis dan sedikit sekali dari mereka yang membahas hal-hal sosial atau sesuatu yang lebih menarik dibaca orang umum.
Dan memang salah satu alasan medium masih belum begitu terkenal di kalangan orang indonesia adalah konten. Hal ini yang membuat saya ingin membuat sebuah konten yang membahas sesuatu yang menurut saya meresahkan atau sekedar menuangkan opini pribadi kedalam sebuah tulisan. Dengan harapan bisa meramaikan jagat medium dengan konten berbahasa indonesia dan dengan pembahasan yang lebih general.
Bagaimana dengan konten writter? Yap benar, masih belum banyak konten writter yang konsisten menulis menggunakan bahasa indonesia di medium. Dan memang musti diakui bahwa membaca dan menulis masih belum menjadi sebuah kebudayaan di bangsa kita.
Bukan hanya membaca, menulis juga menjadi sebuah kunci agar pembaca tertarik untuk membaca. Kita selalu sering menyalahkan mengapa orang-orang kita tidak menjadikan membaca sebagai sebuah tradisi, tapi kita lupa bahwa mereka tidak mau membaca mungkin karena tidak banyak bahan bacaan dengan jenis konten yang mereka sukai dengan bahasa yang mereka pahami.
Coba cari cara membuat sebuah publikasi di dalam medium dalam bahasa indonesia, pasti tidak banyak yang membuatnya dan bahkan kalian akan kesulitan dalam menemukan jawabannya.
Berbeda dengan “How to make publication in medium”, dengan mudah kalian akan mendapatkan jawabannya. Walaupun memang keluarnya nggak mungkin menggunakan bahasa indonesia.
Saya percaya bahwa kita hanya akan berhasil membentuk sebuah kebiasaan dari sesuatu yang kita sukai, bukan sesuatu yang dipaksakan. Kalau memang kita ingin membaca menjadi sebuah kebiasaan maka mari kita sediakan konten seberagam mungkin sehingga perlahan-lahan membaca akan menjadi sebuah kebiasaan natinya, karena membaca akan menjadi sebuah kegiatan yang menyenangkan.