Kenapa kita bodoh saat jatuh cinta?

Light Bulp
2 min readJul 4, 2022

--

Photo by Kristina Litvjak on Unsplash

Tulisan ini aku tulis jam 00.52 malam, karena nggak bisa tidur dan bingung mau ngapain jadi yaudahlah ya nulis aja. Kebetulan tadi siang pas nganterin istriku ke kantor, ada sebuah pembicaraan yang menarik dimana topik nya keluar dari penyiar radio yang kita dengar, topiknya adalah :

Kenapa orang cenderung melakukan tindakan bodoh saat jatuh cinta?

Haha, aku tertarik banget ngomongin ini karena semakin tua kita maka jawabannya akan semakin general dan nggak cuman menyangkut pacar-pacaran doang. Jadi mari kita bahas kenapa orang cenderung melakukan tindakan bodoh atau irasional saat jatuh cinta?

Menurutku pribadi karena saat kita jatuh cinta maka pikiran kita dihadapkan dengan rasionalitas dan rasa sakit, jadi simplenya kita disuruh milih, mana yang akan kita pilih, menjadi orang yang rasional atau menampik rasa sakit? Kenapa ini menjadi sangat sulit? Karena saat jatuh cinta, mendahulukan rasionalitas artinya harus menerima rasa sakit.

Contoh sederhana, saat kita menjadi ayah untuk pertama kalinya dan memiliki anak perempuan pasti kita akan merasakan sensasi jatuh cinta kembali kepada anak perempuan kita. Sampai-sampai banyak ayah tidak rela anak perempuannya dipacari atau memiliki perasaan kepada lawan jenisnya kelak. Pertanyaannya, kenapa kita nggak ikhlas anak kita jatuh cinta kepada orang lain?

Padahal kita dulu juga pernah mengalami jatuh cinta kepada orang lain selain orang tua kita sendiri. Bukankah perasaan cinta itu datang secara tiba-tiba? Kita pernah ngerasain kan betapa menyenangkannya perasaan datang saat melihat istri kita pertama kali? Tapi kenapa kita nggak mau anak kita merasakan hal yang sama?

Jawabannya sederhana, karena emosi sanga ayah memutar kembali memori kelam di masa lalu dimana sang ayah pernah menyalahi perempuan–entah itu sang istri atau wanita lain–dan merubahnya menjadi memori traumatik.

Entah kenapa saat sang ayah mengingat itu semua dadanya terasa sangat sesak dan sakit kalau membayangkan sang wanita itu adalah anaknya sendiri. Karena manusia punya defense mekanisme yang baik maka sang ayah mencoba mengatasi sesak dadanya dengan mengatakan “anakku gaboleh pacaran”.

Ironisnya kebanyakan orang yang ngomong gini pernah menikmati sensasi jatuh cinta untuk pertama kali dalam hidupnya, mereka pernah merasakan adrenalin yang menyenangkan saat pertama kali menggenggam tangan sang istri pada masa pacaran dulu. Atau bahkan pernah merasakan adrenalin yang bikin candu saat backstreet an dengan sang istri dulu.

Sama dengan pacaran dengan tukang selingkuh, jatuh cinta juga ngebikin orang denial bahwa pasangannya tidak sempurna, karena menerima kenyataan bahwa pasangannya adalah tukang selingkuh itu menyayat hati, mereka tidak mau merasakan sensasi hati yang disayat maka orang-orang ini denial dengan berharap manusia bisa berubah.

Sederhananya, manusia itu memiliki defense mekanisme. Dan hal inilah yang membuat manusia memilih untuk tidak merasakan sakit dengan melakukan segala cara, termasuk cara-cara yang tidak rasional.

Rasionalitas menjadi pilihan yang mengerikan saat kita dihadapkan dengan kesakitan.

--

--

Light Bulp
Light Bulp

No responses yet