Karyawan Perusak Harga Pasaran
Kalo kalian punya temen macem ini, bunuh aja
Oke, kali ini aku pengen ngomongin tentang gimana caranya berbisnis sebagai seorang karyawan. Soalnya, beberapa bulan yang lalu temenku lagi bangun rumahnya dan bayar kuli, saat cari kuli, mereka ternyata punya rate hariannya. Dan menariknya para kuli ini gatol banget buat jaga harga pasaran mereka.
Nah yang aneh, kenapa mereka yang notabene secara pendidikan nggak setinggi orang yang bekerja di kantor lebih jago dalam menjaga harga pasaran mereka, tapi kita malah lomba-lomba ngerusak harga pasaran kita sebagai karyawan?
Kenapa aku ngomong kita ngerusak harga pasaran? Bayangkan ada 4 orang karyawan direkrut sebuah perusahaan sebagai junior dengan ketentuan kerja selama 8 jam dalam satu hari, nggak ada uang lembur dan dengan gaji 4jt sebulan. Dalam perjalanannya, orang ke 2 selalu bekerja di kantor sampai larut malam hingga 10–12 jam kerja sehari.
Belum lagi orang kedua ini selalu diberikan pekerjaan senior dan disetiap kesempatan dia bisa menolak dia lebih memilih untuk nggak nolak. Yang mengakibatkan orang ke 2 ini selalu pulang larut malam tanpa dibayar lembur dan dalam kurun 2 kali penilaian dia juga nggak mendapatkan kenaikan pangkat dengan alasan dia harus di challenge dulu selama 2 tahun.
Oke, pertanyaannya kira-kira orang 1,3 sama 4 akan bekerja berapa jam dalam sehari? Tetep 8 jam atau ngikutin si orang ke 2 kerja 10–12 jam sehari? Normalnya kalo orang 1, 3 dan 4 pengen punya jenjang karir yang sama cemerlang nya dengan orang ke 2 maka mereka harus mengikuti apa yang dilakukan oleh orang ke 2 kan?
Nah orang ke 2 ini adalah contoh orang yang nggak bisa jaga harga pasar. Kalo kita kerja sehari 8 jam dan dibayar 4 juta per bulan dan nggak ada bayaran untuk lembur, ya seharusnya nggak ada lembur. Yang seharusnya harga per jam kalian 16 ribu an, karena kalian mau disuruh rutin lembur 10–12 jam sehari, maka harga per jam kalian turun jadi 13 ribuan kalo kalian lembur rutin 10 jam sehari.
Jadi kalo dihitung lagi, yang seharusnya rate kalian sebulan 4 juta, harus turun jadi 3,1 juta per bulan jika hitungan yang sama 8 jam kerja sehari. Siapa yang bikin ini terjadi? Ya si kampret yang sok-sok an mau lembur nggak dibayar ini.
Kita bandingin sama kuli yang kerja harian, mereka udah punya rate untuk kerja sehari dan 8 jam kerja. Dimana mereka nggak akan mau kerja lebih dari 8 jam kalo nggak ada kompensasi lain, mereka akan pulang tepat waktu. Pulang tepat waktu bukan mengartikan orang ini pemalas, tapi mereka mau menjaga harga mereka di harga yang seharusnya.
Dalam menentukan harga, salah satu komponen yang jadi pertimbangan adalah kualitas. Selama kualitasnya baik, maka quantity yang sedikit masih masuk akal jika harganya murah. Tapi sebaliknya, jika kualitas cenderung buruk, maka quantity yang banyak bisa mentolerir kualitas terhadap harganya.
Sebenarnya orang lembur 10–12 jam sehari nggak masalah selama mereka mengerjakan apa yang seharusnya mereka kerjakan. Mungkin karena masih anak baru, speed kerjanya masih belum bisa kenceng, makanya harus di lembur dan nggak dibayar. Bukannya seorang junior disuruh ngerjain kerjaan senior dan ngebikin mereka lembur tanpa dibayar.
“Tapi gimana kalo perusahaan mau men challenge orang tersebut untuk naik pangkat?” ingat ya, men challenge sama cari barang gratisan itu bedanya setipis kertas. Kalo kalian di challenge dalam kurun waktu 1 kali penilaian itu masih masuk akal. Tapi kalo udah 2 kali penilaian kalian di challenge dan nggak dapat hasil apa-apa, itu namanya mereka lagi nyari orang yang mau kerja sebagai bos tapi dengan gaji dan tunjangan seorang kacung.
Ibarat orang jual nasi goreng, dan pengen mempertahankan pelanggan dengan cara ngasih bonus telor. Mereka nggak akan terus-terusan ngasih bonus telor kan? Rugi dong kalo tiap kali orang datang dikasih bonus telor. Mungkin sekali dua kali masih masuk akal, tapi kalo dirasa ngasih bonus telor nggak ngebikin pelanggan loyal, ya harus puter otak dengan cara yang lain.
Jangan melakukan cara yang sama yang jelas-jelas nggak efektif, biaya marketing juga ada batasnya kan?
“Di kantorku, orang yang kerja cuman 8 jam sehari susah dapet promosi”. Nah justru ini tujuan aku bikin tulisan kali ini. Aku pengen kalian itu sadar gaes, jangan ngerusak harga pasaran, kasihan orang lain musti nurunin harga mereka juga hanya karena ego kalian doang. Kalo kalian boleh mengasingkan orang, nah asingkan lah orang yang kelakuannya kaya begitu.
Perusahaan atau bos nggak akan punya pikiran “kerja 8 jam aja minta naik pangkat”. Kalo nggak ada orang tai yang mau kerja lebih dari 8 jam untuk ngerjain presentasi bosnya.
Intinya gini, kita itu kerja sebagai karyawan juga sedang berbisnis dengan perusahaan dan bos kita. Dimana dalam bisnis selalu mengejar keuntungan, dan dalam bisnis juga ada yang namanya etika berbisnis. Nggak semuanya tentang kalian doang, nggak kalian doang kok yang laper, kita juga. Nggak kalian doang yang pengen punya rumah, kita juga. Jadi kenapa musti saling menjatuhkan.