Kalian sandwich generation?
Yakin? …
Halo kaum pemalas, hehe canda ya. Jadi kali ini aku pengen ngomongin tentang sandwich generation. Yang menurutku masih banyak banget yang salah kaprah tentang sandwich generation. Sekali lagi, ini menurutku yang berarti ini hanya opiniku sebagai penulis belaka.
Kenapa aku bilang kalo banyak yang salah kaprah? Karena kebanyakan orang ngomong mereka lagi ada di kondisi sandwich generation, padahal nggak sama sekali. Menurutku mereka yang ada didalam kondisi sandwich generation itu bukan karena keinginan mereka tapi memang karena keadaan.
Contohnya, si abdur memiliki sebuah keluarga dimana ayahnya lumpuh dan ibunya hanya kuli cuci. Si abdur ini adalah seorang pekerja kantoran dengan gaji 8jt per bulannya. Disisi lain, abdur punya seorang adek yang harus masuk kuliah tahun depan.
Dengan keadaan keluarga abdur, maka nggak akan memungkinkan ortu abdur untuk memasukan anak terakhirnya itu ke perguruan tinggi. Maka abdur mau tidak mau harus menanggung biaya kuliah adeknya itu, dan disisi lain abdur juga ada seorang istri yang harus dihidupinya.
Nah, keadaan abdur ini merupakan gambaran sandwich generation yang ideal. Kenapa? Karena abdur nggak pernah minta keluarganya dalam keadaan susah, dan beliau juga nggak punya pilihan untuk membiayai kuliah sang adek, tapi disisi lain dia harus menafkahi istrinya.
Secara bentuk, sandwich itu bagian atasnya roti dan yang bawah roti dimana kita menjadi isian dari sandwich itu. Dan saat orang mau makan sandwich, maka orang akan cenderung menekan si sandwich supaya padat dan bisa lebih mudah saat dimakan. Tekanan yang diberikan itu dari atas dan bawah sama kerasnya.
Sederhananya, kalo kalian belum berkeluarga dan sedang menanggung kehidupan atau kebutuhan dari orang tua maka kalian belum bisa dibilang sebagai sandwich generation. Karena kalian hanya ditekan dari satu arah saja.
Tapi menurutku, sandwich generation itu ada dua macem. Yang pertama sandwich generation memang karena keadaan, yang kedua sandwich generation karena nggak tau batasan.
Bedanya dimana? Sandwich generation karena keadaan kurang lebih sama dengan apa yang dialami si Abdur diatas, dimana dia nggak pernah minta keadaan keluarga kedua orang tuanya demikian. Tidak banyak pilihan yang bisa diambil kalo kalian berada di keadaan yang seperti ini.
Tapi beda dengan yang satunya, yaitu sandwich generation karena nggak tau batasan. Hal ini juga sering banget aku temuin disekitarku dimana banyak banget dari kita yang lupa bahwa kedua orang tua kita itu bukan tanggung jawab kita sebagai anak.
Sehingga banyak dari kita yang masih menganggung kehidupan kedua orang tua, belum lagi harus ngehidupin istri dan anak — kalo udah ada anak — . Ditambah sebenernya keadaan orang tua yang masih sangat sehat dan bahkan nggak sering mereka juga masih berpenghasilan.
Nah ini yang kusebut dengan sandwich generation karena nggak tau batasan.
Sadari bahwa menanggung dan membantu itu dua hal yang berbeda. Dan orang tua sebenernya nggak pernah menjadi tanggungjawab seorang anak, karena mau seberapa besarpun penghasilan kita sebagai anak, kita tetep akan menjadi tanggung jawab orang tua.
Jadi jangan kebalik, kita membantu kedua orang tua itu merupakan bentuk bakti kita kepada mereka karena sudah membesarkan kita dengan tulus dan pengorbanan mereka selama ini untuk kita. Tapi bukan berarti mereka menjadi tanggung jawab kita.
Saat masih belum memiliki keluarga, bolehlah kita menganggap kedua orang tua kita adalah tanggung jawab kita, tapi saat sudah menikah dan memiliki keluarga sendiri maka tanggung jawab berpindah ke keluarga kecil kita masing-masing.
Kenapa? Karena menikah dan membentuk keluarga sendiri merupakan komitmen yang diambil dengan sadar dan tanpa paksaan, dimana salah satu bentuk pertanggung jawabannya adalah menjaga pernikahan agar dapurnya tetep ngebul.
Sedangkan lahirnya kalian didunia ini itu bukan keputusan kalian sama sekali. Tapi bukan berarti kalian nggak berbakti kepada kedua orang tua dengan melupakan mereka setelah menikah.
Inget ya, ini bukan ngajarin kalian untuk melupakan jasa kedua orang tua yang udah ngebesarin dan mendidik kalian dengan baik.
Melainkan, kita juga harus sadar bahwa sebagai manusia kita juga ada batasnya. Sebesar apapun pengahasilan kita, menentukan prioritas itu tetep penting, karena jika suatu saat kita berdiri di persimpangan yang sulit, maka kita bisa dengan mudah mengambil keputusan berdasarkan prioritas yang udah kita susun.
Dan sayangnya yang harus mengerti keterbatasan kita sebagai manusia bukan cuman kita doang, melainkan seluruh lapisan dalam sandwich harus ngerti keadaan kita sebagai isian sandwichnya.
Penting untuk mengedukasi orang tua, bahwa kita juga punya keterbatasan, dan nggak bisa menjadikan mereka menjadi prioritas utama terus-terusan. Terutama jika keadaan kedua orang tua masih sangat sehat dan berpenghasilan.
Gampangnya, ajarin orang tua kita untuk jangan terus menggantung kepada anak hanya karena ingin mempertahankan life style yang udah nggak mungkin kekejar dengan penghasilan mereka sekarang.
Lah terus nggak boleh beliin ortu barang mewah dong? Yaaa boleh aja kalo memang tidak memberatkan dan mengacaukan keadaan keuangan keluarga. Kan tadi aku bilang menentukan prioritas, bukan melupakan jasa kedua orang tua.
Tapi nggak ada salahnya untuk perlahan memberikan arahan ke kedua orang tua untuk pelan-pelan lebih ngerti keadaan anak setelah menikah dan prioritas baru kalian. Itung-itung biar nggak shock kalo tiba-tiba kalian nolak permintaan orang tua untuk beli tas hermes.
Dan sekali lagi ya, ini nggak berlaku buat temen-temen yang mungkin berada di sandwich generation karena keadaan. Karena kalo udah ngomongin keadaan, kita nggak bisa banyak bergerak.
Seperti kalo orang tua tinggal satu dan sakit-sakitan, sebagai bukti bakti kita ke mereka yang udah ngerawat kita dari kecil ya harus sebisa mungkin diatur keadaan keuangan agar tetep bisa merawat orang tua dan bisa mengebulkan dapur keluarga.
Dalam keadaan yang kaya gini, istri dan anak sebagai keluarga kecil harus dibimbing dan diingatkan kalo kalian juga memiliki keterbatasan. Jangan udah keadaan lagi seret, ortu sakit, istri minta tas hermes dan anak minta dibeliin bmw diturutin semua.
Itu namanya cari mati…