JHT oh JHT

Light Bulp
3 min readFeb 14, 2022

--

Photo by Vlad Sargu on Unsplash

Belakangan rame keputusan menteri yang mengeluarkan aturan bahwa uang JHT(Jaminan Hari Tua) hanya bisa dicairkan setelah kita berumur 56 tahun. Keputusan ini menjadi huru hara karena banyak alasan, alasan yang paling terasa adalah gimana dengan orang yang terkena PHK jauh sebelum berumur 56 tahun? Disisi lain banyak pegawai wanita juga yang mengeluh–termasuk istriku–mengeluhkan keputusan ini karena mereka memutuskan resign karena ingin fokus merawat keluarga.

Dan karena istriku sendiri resah, keresahan itu juga tak rasain. Permasalahannya adalah untuk mereka yang kena PHK, semua uang yang mereka miliki sekecil apapun itu akan sangat berguna. Ditambah lagi, JHT ini kan sebenernya adalah uang kalian sendiri yang memang dipotong dari uang gaji bulanan, dimana sebenernya kalian berhak atas uang kalian sendiri kapanpun.

Uang JHT ini bukan milik pemerintah, dan keikutsertaan kita terhadap JHT ini bisa dibilang sedikit memaksa. Bahkan kita nggak pernah ditawarin mau ikut program kita nggak? Kita bakalan langsung ditembak potongan per bulan. Masak udah dipaksa ikutan, giliran yang punya duit butuh, nggak boleh ditarik? Emang pajak kurang ya?

Kalo dibaca dari berita, keputusan ini dikeluarkan karena mereka pengen orang-orang ini bisa memiliki uang yang agak lumayan di hari tuanya kelak, tanpa harus mengambilnya sekarang. Permasalahannya adalah, mereka yang di PHK hari ini kan butuh makan untuk bisa menyambung hidup sampai tua nanti. Kalo mereka aja nggak bisa makan, jangan-jangan mereka nggak punya waktu untuk ngambil uang JHT nya.

Ditambah lagi untuk wanita yang memilih jalan untuk resign diumur 30 an paling-paling besaran uang JHT nya cuman 13–15 jutaa. Duit segitu kalo ditimbun selama 20 tahun, bakalan mengalami penyusutan gila-gilaan. Masalanya JHT ini kan nggak berbunga, dan kalopun berbunga, duit segitu per tahun bunga nya berapa sih? Nggak akan ada rasanya.

20 tahun lagi, duit 15 juta nggak ada apa-apanya. Buat masukin anak sekolah aja kadang kurang.

Sebenernya ini adalah masalah yang nggak ada terus jadi ada karena alasan yang nggak jelas. Kalo emang mereka merasa JHT ini tidak seperti peruntukannya sebagai jaminan masa tua, kenapa peraturan ini nggak keluar dari dulu. Kejadian JHT ini sama kaya seragam satpam, yang awalnya udah bener biru putih diganti mirip kayak polisi.

Tiba-tiba entah darimana mereka baru sadar kalo seragam mereka mirip, dan minta diganti lagi. Ini kan plin plan banget, emang mereka-mereka ini kalo bikin aturan nggak ada diskusi mendalamnya ya? Nggak pake analisa gitu kah? Apa dalam diskusi mereka tiba-tiba ada orang yang nyeletuk terus langsung diiyain? Hmmmm patut dipertanyakan.

Wajar kalo masyarakat berspekulasi macem-macem sama pemerintah, ada yang bilang bahwa uang kita dipinjem dulu buat nutupin garuda, ada yang bilang buat bantu-bantu bangun ibukota baru. Memang asumsi mereka ini terkesan mengada-ada dan aneh, tapi asumsi aneh ini muncul bukan tanpa alasan.

Karena pemerintah ini mengeluarkan kebijakan yang plin plan berrrrrkali kali, kalo rapat pada masih tidur kah? Apa pada nggak sadar pas ngambil keputusan? Please be professional ya

--

--

Light Bulp
Light Bulp

No responses yet