Jangan ikuti saran dari financial account !!

Light Bulp
4 min readNov 23, 2019

Ketakutan financial, mungkin ini yang bisa mendeskripsikan keadaan kita saat ini. Mengingat besarnya kepercayaan kita kepada penasihat financial yang ada di banyak media social saat ini. Dan memang ketakutan financial ini nggak bisa untuk di bendung mengingat saat ini makin banyaknya kebutuhan dan makin sulitnya mencari pendapatan.

Dari banyak kengerian dalam mengatur keuangan, salah satu yang menjadikan beban dalam kehidupan kita adalah menabung dan investasi. Kedua hal ini nggak jarang menjadi momok besar dalam mengatur keuangan sehingga menjadikan kita seperti dihantui oleh keduanya. Dengan rasa ngeri yang kita punya maka hadirlahhh sang penyelamat seperti jouska, big alpha.

Bagaimana kalau saya bilang kedua account itu bukan penyelamat kita melainkan akan membuat kita makin khawatir dengan keadaan keuangan kita dan justru makin meresahkan kita terhadap keadaan keuangan kita saat ini. Bukan hal aneh jika muncul banyak pertanyaan besar dikepala kita saat kita membaca banyak saran dari kedua account ini, karena sebenarnya keadaan keuangan kitalah yang sebenarnya belum siap dimanage dengan cara mereka.

Yaps, benar sekali. Keadaan keuangan masing-masing orang memang berbeda satu sama lain sehingga hal ini menjadikan cara memanage keuangannya pun berbeda satu sama lainnya. Hal inilah yang membuat bukanya makin bener keadaan keuangan kita tapi bahkan makin semrawut saat mengikuti saran dari financial account itu.

Bukan ingin menyalahkan keberadaan mereka, tapi lebih ingin mengedukasi kepada teman-teman supaya nggak ikut-ikutan mantengin apa yang mereka katakan. Sebelum menjalani apa yang merka sarankan, ada baiknya lihat dulu keadaan keuangan yang kalian miliki beserta beban dan tanggungjawabnya.

Contoh paling sederhananya adalah tentang investasi, mari kita buat contoh yang sangat sederhana. Katakanlah ada 2 orang dengan besaran gaji yang sama yaitu 10jt per bulannya, hal ini tidak serta merta kedua orang ini punya cara mengatur keuangan yang sama dengan menyisihkan sebagian uangnya untuk di-investasi kan. Karena harus dijabarkan lebih lanjut bagaimana kebutuhan dari orang pertama dan orang kedua ini, seberapa besar perputaran uang yang terjadi di orang pertama dan kedua ini.

Katakanlah orang pertama meiliki ibu yang sedang sakit-sakitan yang bisa masuk rumah sakit kapanpun sehingga mewajibkan orang pertama untuk menyediakan dana darurat yang bisa diambil kapanpun dan dimanapun. Dengan kondisi ini maka menurut saya sangat tidak dianjurkan untuk dia melakukan investasi apapun dalam bentuk apapun.

Sedangkan orang kedua adalah jenis orang yang memiliki gaya hidup yang tinggi sehingga dia sebenarnya bisa mengatur uangnya agar bisa disihkan untuk masa depannya. Nah dengan keadaan seperti ini, barulah investasi menjadi jawaban untuk menjamin hidupnya dimasa mendatang.

Investasi itu semacam menanam modal terhadap perusahaan atau barang yang nantinya akan memutar uang yang kita tanam, dan dikemudian hari akan menghasilkan margin dimana margin ini adalah sebuah keuntungan untuk kita sebagai investor, gambaran mudahnya seperti itulah.

Pertanyaannya, emang bisa menarik uang dalam investasi semudah menarik uang di ATM dengan jumlah yang kita kehendaki? Emang dalam kurun waktu 1–6 bulan kita sudah bisa memetik hasil dari investasi kita? Apakah mengatur keuangan harus dengan investasi? Kalau saya pribadi sih ragu ya.

Sebenarnya kalau ngomongin masalah investasi, banyak banget jenis investasi. Dari mulai investasi jangka pendek, menengah hingga jauh. Sekaligus bentuk investasi memang sangat bermacam-macam dari mulai membeli emas untuk menjaga nilai mata uang kita, sampai investasi kedalam perusahaan lewat reksadana atau saham. Akan tetapi memang harus diakui kalau investasi membutuhkan waktu untuk bisa dipetik hasilnya, sedangkan untuk orang dengan kebutuhan yang masih sangat fluktuatif, investasi malah bisa jadi bumerang untuk orang jenis ini.

The point is, masing-masing orang memiliki standart dan keadaan ekonominya sendiri, sehingga cara memanage keuangannya pun berbeda-beda. Ada orang yang hanya sekedar menghilangkan kebiasaannya untuk utang pun susah, ada juga orang yang secara pedapatannya masih sangat rendah dan mepet dengan kebutuhan sehari-harinya.

Bukan berarti tidak berinvestasi mengartikan kita tidak bisa sukses natinya, dan memang mengatur keuangan kuncinya bukan di investasi atau menyisihkan uang untuk ditabung. Melainkan kunci utama dari mengatur keuangan adalah bagaimana mengatur pendapatan sebulan agar bisa mengakomodir kebutuhan primer dan sekunder kita.

Kebutuhan primer dan sekunder adalah kebutuhan yang harus dipenuhi pertama kali dalam satu bulan, kebutuhan ini meliputi kebutuhan dasar seperti sabun mandi, shampoo hingga kebutuhan makan serta membeli pakaian jika dibutuhkan. Lalu jika ada sisa dari belanja kebutuhan ini bisa dialokasikan kepada menabung atau investasi.

Lalu kapan kita harus menabung dan kapan kita harus investasi? Menurut saya dengan gilanya cara orang berivestasi sekarang, tidak menghilangkan pentingnya menabung. Menabung sangat cocok untuk kalian yang memiliki kebutuhan yang sangat fluktuatif diluar kebutuhan primer dan sekunder yang tadi sudah saya jelaskan.

Sedangkan untuk kalian yang memiliki dana yang bisa dianggurkan >5 tahun, saya sangat sarankan untuk melakukan investasi sehingga nantinya saat investasi ini sudah mau diambil maka kalian bisa merasakan untungnya. Dengan berinvestasi juga kita juga belajar untuk memilah-milah kebutuhan tertier kita yang otomatis akan berpengaruh ke gaya hidup kita nantinya.

--

--

Light Bulp
Light Bulp

No responses yet