Investasi Harga Diri

Light Bulp
3 min readApr 23, 2020

--

Photo by Sharon McCutcheon on Unsplash

Pernah nggak kalian punya temen cewe yang punya pacar brengsek se brengsek-brengseknya cowo? Udah diselingkuhin, diporotin abis-abisan bahkan sampe ada yang kena kekerasan dalam berpacaran, tapi masih dibelain mati-matian sama nih cewe.

“Dia bisa berubah kok, aku yakin”, bahkan yang nggak habis fikir mereka menganggap kelakuan cowo ini adalah bukti bahwa mereka sayang dia.

Terkesan goblok? tentuuuu, wajar? tentuuuu…

Sifat denial macam ini sering banget kita temuin disekitar kita, setiapppp hari. Bahkan segala kata motivasi yang terucap dari siapapun kepada wanita ini seperti tidak ada yang masuk ke otaknya, kenapa? Jawabannya adalah karena wanita ini sudah menginvestasikan sesuatu yang berharga kepada sang lelaki.

Bayangkan, mereka sudah berpacaran selama 10th artinya dia sudah menginvestasikan waktu, sang wanita sudah mengeluarkan uang berjuta-juta hanya untuk membelikan hadiah sang lelaki, yang artinya dia sudah menginvestasikan uangnya. Dan mungkin sang wanita sudah ML (Makin Love) yang artinya dia sudah menginvestasikan kehormatannya kepada si lelaki.

Untuk apa dia melakukan ini semua? Tentunya untuk masa depan yang dia anggap akan bahagia dengan berubahnya sang lelaki idaman ini. Tapi kenyataan tidak sebersahabat itu, ternyata laki-laki ini tidak sebijaksana yang dia lihat saat 3 tahun awal pacaran, menyesal? Tidak. Maka dari itu sifat denial ini muncul.

Sifat denial semacam ini memang wajar sekali muncul mengingat banyak yang sudah dia investasikan untuk sang lelaki, ditambah hal yang diinvestasikan merupakan sesuatu yang sangat berharga dan memiliki value yang tinggi terhadap si investornya dalam hal ini adalah si wanita.

Secara langsung atau tidak langsung, setiap hari kita melakukan investasi kepada mimpi dan harapan kita, dari mulai investasi waktu hingga investasi tenaga. Sayangnya beberapa dari kita merasa investasi jenis ini merupakan sesuatu yang kecil, dan memang hal ini dimulai dari hal yang kecil.

Memangnya kenapa masih banyak orang diluar sana yang melakukan hal bodoh dengan mengomentari hidup orang di social media? Tidak lain dan tidak bukan mereka merasa waktu mereka yang sebentar untuk mengetik kata-kata hinaan ini merupakan waktu yang tidak valuable untuk mereka.

Sedangkan banyak orang malas membalas berita hoax dengan kata-kata pembelaan karena merka merasa waktu mereka terlalu berharga hanya untuk mengklarifikasi berita hoax di sosial media itu.

Salahkah yang mereka lakukan? Menurut pendapat pribadi saya sih tidak, karena value dari sebuah tindakan bisa berbeda di masing-masing orang. Waktu mungkin tidak begitu berharga untuk anak SMP, tapi waktu akan sangat berharga untuk perkerja harian. Tenaga mungkin sangat berharga untuk pegulat proffesional, tapi tidak untuk anak pinggir jalan yang sehari-harinya melakukan tawuran.

Penting untuk mengenalkan sejak dini value apa saja yang anak kita atau mungkin adik-adik kita miliki. Karena semakin mereka mengenal value yang ada pada diri mereka maka mereka akan semakin waspada dalam menginvestasikannnya.

Mereka yang suka tawuran, mereka setiap hari dihukum oleh pihak sekolah bahkan sampai polisi. Tapi nggak banyak yang coba memahami betapa rapuhnya anak-anak ini hingga mereka merasa waktu mereka tidak berharga lagi, mungkin karena mereka melihat kedua orang tuanya setiap hari saling memukul, mungkin karena mereka sudah tidak punya siapa-siapa lagi untuk dilindungi atau dipertahankan, mungkin mereka merasa bahwa anak seperti mereka sudah tidak memiliki masa depan. Hal inilah yang mustinya menjadi perhatian untuk berbagai pihak, dari sekolah hingga lingkungan, sehingga mereka merasa waktu mereka menjadi berharga kembali.

Wanita yang merelakan harga dirinya kepada lelaki yang belum tentu menjadi masa depannya, mungkin masalah dosa mereka sudah sangat paham, bagaimana dengan pendidikan sex? Mungkin mereka belum sadar betul apa yang mereka berikan saat mereka masih SMP atau SMA merupakan sesuatu yang sangat berharga. Hingga mereka sadari mereka sudah terbiasa dengan hal yang mereka lakukan, yang akhirnya menjadi hal yang sangat normal jika menjalin kasih maka paket lengkapnya adalah tidur bersama.

Kemaren saya membaca salah satu jawaban yang diberikan oleh pengguna quora terkait investasi dalam kehidupan sehari-hari, salah satu contohnya adalah contoh cerita wanita yang terkesan bodoh diatas.

Tanpa disadari kita sudah banyak menginvestasikan sesuatu yang berharga dalam diri kita kepada hal yang buruk, karena mungkin kurangnya informasi yang kita dapatkan sedari kecil atau mungkin beberapa dari kita lahir dikeluarga yang keras atau cenderung rusak.

Tidak bisa kita salahkan karena memang kita tidak bisa memilih lahir dari rahim ibu yang seperti apa dan memiliki bapak yang seperti apa. Tapi kita masih punya pilihan, yaitu adik-adik, murid dan bahkan anak kita. Merekalah yang harusnya kita ajarkan nilai-nilai yang menempel di badan kita, merekalah yang musti kita sadarkan harga apa saja yang harus dibayarkan disetiap tindakan yang akan mereka ambil.

--

--

Light Bulp
Light Bulp

No responses yet