Hustle Culture, Jangan Sampai Mati
Hustle culture, sebuah bahasan menarik yang semalem dibahas abis di salah satu akun meme terkenal di instagram @ecommurz. Kenapa menarik? Karena ternyata banyak orang merasa dirinya special sampai mereka berfikir kalau dirinya berada di posisi irreplaceable.
Pengalaman pertama kerja, aku ada di department HRD bagian rekrutment dan penggajian. Hal pertama yang tak pelajari di dunia kerja adalah ternyata kita sebagai pegawai atau pekerja — terutama jika kita bekerja di perusahaan dengan jumlah karyawan yang besar — hanya sebuah angka.
Hari itu di kantor ada sebuah berita duka dimana salah satu manager veteran yang sudah bekerja di perusahaan tempat aku kerja meninggal dunia, kejadian nya begitu mendadak, banyak orang yang kaget dengan kejadian itu.
Siangnya, aku dapet kabar bahwa jajaran atas sedang merencanakan pergantian posisi yang akan menggantikan posisi beliau. Karena ternyata beliau ini sedang mengerjakan sebuah project yang lumayan besar, jadi posisinya harus segera digantikan.
Dan benar saja, beberapa hari kemudian sudah ada nama yang akan menggantikan psosisi beliau. Mungkin liang lahat kuburannya pun belum kering.
Gimana? Ada yang mikir “wah gila sih, jahat banget ini perusahaan”? Sebenernya nggak sejahat itu sih, karena perusahaan itu sebenernya nggak peduli guys ama kesehatan dan kemakmuran kalian.
Asuransi dan segala bonus yang diberikan oleh perusahaan itu bukan diberikan karena kasih sayang. Tunjangan kesehatan diberikan perusahaan untuk memastikan kalian bisa segera bekerja saat kalian sakit dengan memberikan asuransi untuk memastikan kalian mendapatkan pelayanan pengobatan prima.
Bonus diberikan untuk memotivasi kalian agar bekerja lebih keras lagi di quarter berikutnya. Ini hanya masalah retention, sesederhana itu.
Jadi berhenti berfikir segala tunjangan dan bonus yang diberikan perusahaan itu adalah bentuk kasih sayang tak terbatas. Jangan me naifkan diri kalau kalian hanya karyawan yang bahkan kalopun kalian mati, CEO nggak pernah tau kalo kalian pernah ada di perusahaan itu.
Deretan C level bahkan nggak punya cukup simpati untuk berduka kehilangan kalian, ya gimana mau simpati, mereka aja baru tau nama kalian pas HRD ngabarin, jangankan nama, wajah pun mereka nggak tau.
Artikel kali ini sebenernya bukan bermaksud untuk bikin kalian males-malesan dalam bekerja. Sebenernya tujuanku adalah pengen ngingetin temen-temenm, bahwa kita kerja untuk cari uang, jangan sampek kita dapet apa yang kita cari tapi hilang apa yang kita punya.
Keluarga, kesehatan dan waktu adalah hal yang nggak akan bisa kita beli dengan uang. Sebanyak apapun uang yang kalian dapatkan, kalo salah satu dari yang barusan kusebutkan hilang, jadinya akan sia-sia.
Tugas kita gampang aja sebenernya, mencari apa yang nggak kita punya — uang — dengan bekerja, dan jangan sampai kehilangan apa yang sudah kita punya.