Fortune is the key of success
Suka sebel kalo denger orang ngomong “disiplin adalah kunci kesuksesan”. You know what? The key of success is Fortune. Disiplin nggak akan bikin kalian sukses kalo kalian berada di lingkungan yang salah, disiplin nggak akan bikin kalian sukses kalo kalian nggak memiliki keberuntungan.
Oke, pernahkah kalian merasa hidup ini nggak adil? Dimana kalian sudah berusaha mati-matian, melakukan yang terbaik, dan bahkan tidur pun jarang untuk bsa mencapai masa depan yang gemilang. Sedangkan ada seorang teman kalian yang bahkan nggak memiliki talenta spesifik, random, dan ogah-ogahan dalam menjalani hidup dan emang temen kita ini nggak special-special amat bisa lulus dengan ipk pas-pasan di dunia kuliah, tapi memiliki karir yang amat sangat gemilang.
Terasa tidak adil bukan? Yap, memang. Bagaimana dengan kemampuan penunjang lainnya? Kemampuan negosiasi, kemampuan bicara yang mumpuni, relasi yang luas.
Ini yang saya maksud kedisiplinan bukan kunci kesuksesan, kalian fikir kemampuan negosiasi, kemampuan melihat peluang adalah sebuah kemampuan yang diajarkan? Mereka bukanlah kemampuan yang diajarkan akan tetapi kemampuan yang dibiasakan.
Beberapa dari kita lahir dari keluarga yang bahkan nggak ngerti apa itu parenting, hanya mendidik anaknya dengan mengajarkan matematika dan mungkin mendoktrin anak-anaknya dengan mengatakan profesi A,B dan C adalah profesi yang harus dikejar. Dipukul, diteriaki dan bahkan dimaki saat melakukan sebuah kesalahan, dan tidak sedikit dari kita yang memiliki trauma kecil akan hal ini.
Sedangkan yang lainnya lahir dari keluarga ata lingkungan dengan pemikiran yang lebih terbuka, diajarkan bagaimana mengasihi satu sama lain. Diajarkan bagaimana melihat peluang dari sedini mungkin, diajarkan bahwa melakukan kesalahan adalah hal yang wajar. Dan bahkan diajari melihat banyak hal dari sebuah kesalahan.
Suka atau tidak suka, keadaan kita dimana kita masih dibiasakan pertama kali dengan hidup mempengaruhi pola fikir kita sebagai manusia. Hal ini menjadikan kita seorang pribadi yang berbeda-beda, dan ini menjadi alasan mengapa latar belakang seseorang bisa menjadi penting untuk jalan kesuksesan masing-masing dari orang ini.
Mau sedisiplin apapun tapi takut akan perubahan, yaaaa nggak akan terlambat. Mau sedisiplin apapun tapi tak bisa melihat peluang ya nggak akan bisa maju.
Oke kembali ke konsep Fortune dimana ini adalah kunci kesuksesan menurut saya. Seperti yang sudah saya jelaskan diatas, latar belakang dimana kita dibesarkan adalah sesuatu yang kita tidak bisa pilih bukan? Kesuksesan memang butuh sebuah kedisiplinan, tapi percaya deh disiplin itu nggak lebih dari 50% dari kesuksesan yang akan kita raih.
Bukan bermaksud pesimis, tapi saya melihat banyak sekali contoh yang sangat mencolok. Banyak dari rekan kerja saya yang mereka memang sudah memiliki pemikiran yang sangat kritis, memiliki kemampuan negosiasi yang bukan main dan kepercayaan diri yang bagus. Dimana semua hal ini membuat mereka menjadi lebih gemilang di dunia karir.
How about me? Saya memang memiliki itu semua, tapi nggak bisa dipungkiri bahwa yang mereka miliki terasa jauh lebih natural. Seperti yang saya katakan bahwa skill sejenis ini bukan untuk diajarkan melainkan dibiasakan, dan betul rata-rata dari mereka memang sudah dibiasakan untuk menjadi pribadi yang percaya diri sedari mereka masih kecil.
Hanya pendapat pribadi, tapi menurut saya jika kita lahir di keluarga yang memang kurang beruntung. Maka cobalah untuk menjadi versi terbaikmu dan berikanlah apa yang seharusnya kalian dapatkan dimasa kecil dulu ke generasi setelah kalian.
Diakui atau tidak bill gates dan steve job tidak lahir dari keluarga yang kekurangan dan berpemikiran tertutup. Jika kalian tidak bisa menjadi the next bill gates, setidaknya berusahalah menjadi orang tua yang bisa menjadikan anak kalian the next bill gates.