Capek Pandemi
Siapa yang capek sama pandemi covtod ini? Ayo tunjuk tangan
Entah kenapa belakangan rasanya capek banget ngadepin pandemi, udah terhitung hamping 9 bulan kita ngejalanin hidup dengan pandemi ini. Dan memang 3 bulan awal, aku dan istri banyak menghabiskan waktu dirumah saja dan nggak kemana-mana karena ketakutan kami akan pandemi virus antabrantah ini.
Tapi dibulan-bulan berikutnya kami memutuskan untuk bodo amat sama ini virus, karena capek rasanya ngikutin apa yang pemerintah mau agar kita jaga jarak dan menggunakan masker. Bukan berarti aku menganggap itu nggak efektif, ya masak sampe kita jadi kakek nenek disuruh maskeran terus kemana-mana, makan diresto jadi serba nggak nyaman karena sama keluarga sendiri aja disuruh jaga jarak.
Aku rasa hari ini semua orang lelah dengan pandemi covid yang nggak tau bolanya lagi digiring kemana sama pemerintah. Ibarat lagi bawa bola nih, pemerintah tuh nggak beneran mau ngegol in bolanya ke gawang lawan, tp dibawa muterrr-muterrrr aja dilapangan. Kan kita sebagai penonton juga jengah ngeliat pertandingan macam ini.
Keadaan kita yang lelah dengan pandemi ini bisa disebut dengan Pandemic Fatigue kalo merujuk dari postingan seseorang di twitter.
Kalian bisa baca lebih lanjut tentang pandemic fatigue di postingan yang sudah kukasih diatas. Tapi yang mau aku bahas hari ini adalah kenapa kita semua capek akan pandemi ini?
Aku ngerasa karena kita semua nggak ada dalam tujuan yang sama yaitu keluar sesegera mungkin dari pandemi ini. Nggak percaya?
Di 3 bulan awal pandemi ini terjadi dimana saat itu pandemi masih ngeri-ngerinya dan pemerintah masing ketat banget sama yang namanya aturan mengenakan masker dan social distancing:
Berapa orang disekitar kalian yang peduli dengan pake masker?
Berapa orang yang mau merelakan pendapatan mereka untuk diem dulu dirumah biar nggak tertular?
Nggak banyak kan? Bahkan 3 minggu awal aja banyak banget orang yang udah kelayapan kemana-mana karena bosen. Padahal kalo mereka sadar, hari ini banyak perusahaan yang tutup, banyak karyawan yang terpaksa di PHK dan banyak orang yang gajinya hanya dibayarkan setengah karena apa?
Ya karena kalian nggak bisa naruh bokong kalian dirumah 3 minggu doang
Akhirnya banyak perusahaan yang nggak bisa survive dengan keadaan sekarang. Orang selalu ngomong “ya enak kalian yang nggak terdampak dan dirumah tp masih dapet gaji, saya kalo nggak keluar rumah keluarga nggak akan makan.”
Yaaa okelah kalo emang kalian keluar rumah buat kerja dan cari makan, tapi gimana sama yang nongkrong-nongkrong? Mereka yang memutuskan untuk pulang kampung halaman hanya karena keadaan kantor WFH padahal secara ekonomi tidak terdampak? DAN YANG MASIH NEKAT BIKIN ACARA NIKAHAN?
Emang kita dari awal udah nggak satu tujuan, ada orang yang ngambil keuntungan dari pandemi, ada orang yang merasa pandemi ini hoax, dan parahnya ada orang yang mikir kalo covid sama flu nggak ada bedanya.
Aku pribadi jujur aja nyesel kemaren lebaran nggak pulang, ditambah 3 bulan awal yang bener-bener dirumah doang — keluar paling cuma beli persediaan makan seminggu — dan memutuskan untuk tidak bodo amat sama segala omongan orang tentang covid, karena ternyata usahaku dan istri untuk tidak egois berbuah asem ngeliat story kawan-kawan tercinta bisa lebaran dengan keluarga di kampung halaman.
Kalo kalian sadar pemerintah tidak hanya terlambat dengan lockdown, tapi terlambat juga bikin regulasi tentang tindakan preventif menggunakan masker dan social distancing ditambah rapid test masih mahal dan swab juga bukan main harganya. Yang padahal belakangan diketahui kalo rapid test itu sama sekali tidak akurat.
Awal-awal dulu disaat orang masing apatis dengan menggunakan masker yang pemerintah bisa lakukan terhadap mereka adalah sebuah teguran, karena yaaa aturannya belum jadi. Dan disaat peraturannya udah jadi, para manusia apatis ini jadi makin super apatis.
Ditambah beredarnya berita dibeberapa daerah mengalami grafik yang memuaskan yaitu hijau, dimana grafik hijau ini punya dua arti, yang pertama memang daerah tersebut benar-benar bebas dari covid — dimana harus dibuktikan dengan test swab dan bukan rapid — atau daerah tersebut tidak melakukan test secara merata.
Dan sialnya lagi, berita membahagiakan yang semu ini diyakini menjadi sebuah berita yang benar-benar baik oleh kebanyakan orang didaerah tersebut. Ditambah belakangan pemerintah jadi makin nggak konsisten mau dibawa kemana kita dengan pandemi ini. yaaa kaya orang lagi main bola tapi nggak ada niat buat ngegol in, cuma dibawa muter-muter ditengah lapangan.
Hari ini mungkin semua orang dibelahan dunia manapun pasti lelah dengan keadaan pandemi ini, karena juga musti disadari bukan negara kita doang yang terkena imbas dari pandemi.
Tapi yaaa mbok tolong secapek-capeknya sama pandemi jangan terus masa bodo, karena yang punya nyawa bukan kalian sama keluarga kalian doang, orang lain juga punya nyawa dan juga keluarga. Kalo mau pulang kampung ya silahkan, tapi mbok ya pake masker, kalo mau bikin hajatan ya silahkan tapi mbok ya dipikir tamunya dan jadi tamu juga tau diri kalo diingetin ngantri kambing guling nggak boleh mepet-mepet jangan marah dan kalo udah nggak mepet jangan diserobot.
Orang hidup bareng, oksigen juga makenya bareng aja kok susah disuruh saling jaga