Belajar dari K-pop dan dramanya
Korea besar dengan drama korea dan lagu-lagu K-popnya, the big apple atau Amerika besar dengan penemuan dan segala film Hollywood-nya, dan apa dampak dari besarnya industri pengetahuan dan seni dari masing-masing negara yang sudah disebutkan tadi? Yak benar, Bahasa.
Dampak terbesar dari boomingnya drama korea dan lagu K-popnya adalah lebih besarnya keinginan orang-orang untuk mempelajari bahasa mereka agar bisa lebih mudah dalam menikmati alur cerita dari drama korea dan mendalami makna dari lagu-lagu yang dilantunkan oleh para boyband dan girlband ini. Maka nggak heran kalo di indonesia sekarang banyak dibuka les bahasa Korea, awalnya ngerasa aneh dengan adanya les bahas korea, karena kalo dipikir-pikir lagi mana ada orang tolol yang mau bayar mahal hanya untuk belajar bahasa yang mereka bahkan nggak pake tiap hari.
Sampai pada akhirnya saya bertemulah dengan gerombolan cewe yang lagi ngobrol dan nyelipin bahasa korea didalam obrolannya. Geli? Pastiiii, gimana nggak geli coba, kan kalo kalian liat di drama korea itu mereka ngomongnya diimut-imutin kan? Sedangkan gerombolan ini cenderung menakutkan tapi ngomongnya diimu-imutin.
Tapi diluar menjijikannya obrolan mereka, hal yang bener-bener harus kita lihat dari besarnya drama korea dan K-pop adalah mereka para penggiat industri korea tidak menggunakan bahasa lain selain bahasa mereka pada setiap karyanya, bahkan pada beberapa lagu yang sudah duet dengan artis mancanegara pun bahasa koreanya masih lumayan dominan digunakan. Ambil contoh lagu dari boyband yang cukup terkenal BTS dengan lagu Boy With Luv-nya yang pada eksekusinya berduet dengan artis mancanegara bernama Halsey bahkan tidak menyentuh 50% penggunaan bahasa inggrisnya.
Efek dari boomingnya film dan lagu korea yang mendunia ini tidak berhenti pada penggunaan bahasa didalam karyanya, beritanya pun kebanyakan terbit dalam bahas korea. Hal ini menyebabkan banyaknya orang yang penasaran dengan berita-berita yang diluncurkan oleh media korea dan membuat mereka rela merogoh kocek lebih dalam lagi untuk mempelajari bahasa korea dengan bimbel bahasa korea. Walaupun pada akhirnya berita-berita booming seperti cerainya dua pentolan drama decendant of the sun akan diangkat juga di media lokal indonesia tapi hal ini tidak memuaskan para penggila drakor karena masih banyak printilan berita yang nggak diterbitkan oleh media lokal indonesia.
Nampaknya kita harus banyak belajar kepada besarnya industri hiburan di korea yang juga membesarkan bahasa mereka secara tidak langsung. Penggunaan bahasa menjadi suatu hal yang krusial karena dari bahasa lah kita bisa memahami emosi, dari bahasa lah kita bisa menyelami makna dari sebuah ucapan.
Identitas karya adalah penggunaan bahasa, pernah nggak sih dengerin lagu I love you 3000? Entah hanya saya atau kalian juga sama, bahkan saya mengira ini bukan orang indonesia yang menyanyikannya. Harus diakui suaranya international banget, tapi sayang first impression pada lagu ini bukan lagu indonesia.
Membuat lagu memang bukan hal yang mudah dan memang tidak ada yang mudah dalam memproses sebuah karya, tulisan yang saya buat inipun nggak semudah itu prosesnya, hehe. Tapi memang itu adalah challenge-nya bukan? Membuat karya, dan memperkenalkan karya hingga nantinya akan memberikan dampak memang proses yang panjang.