Antara Teman dan Rekan
Saya adalah orang yang tidak tertarik dengan pertemanan dalam bentuk apapun di tempat kerja, bukan karena egois atau orang yang introvert. Bahkan banyak teman yang mengatakan bahwa saya adalah orang yang sangat extrovert bahkan cenderung menyenangkan untuk diajak berbicara. Berteman bukanlah sebuah hubungan yang akan menguntungkan saat kita berada ditempat kerja, bahkan cenderung akan mengakibatkan kerugian karir.
Kerugian karir akan benar-benar terasa jika kita tidak bisa membedakan antara rekan dan teman, kalaupaun kita bisa, belum tentu rekan/teman kita bisa membedakan keduanya. Hal ini benar-benar sangat menyebalkan saat melibatkan perasaan pribadi dalam pengambilan keputusan. Mengangkat jabatan seseorang yang tidak tepat, memuji pekerjaan yang tidak seharusnya di puji, resign karena cinta adalah hasil dari pertemanan di dunia kerja. Sebuah ironi saat karir kita harus berakhir karena ketidak proffesional-an kita dalam bekerja dikarenakan konflik pribadi yang terjadi terhadap sesama rekan kerja.
Beberapa hal yang mungkin kita lupa bahwa tempat kerja adalah sebuah tempat yang nyaris tidak menyenangkan untuk menjalin pertemanan karena disini kita ada untuk bersaing, cari uang dan menjadi rekan. Perlu digaris bawahi bahwa bersainn artinya bukan menjadi musuh melainkan hanya berlomba menunjukan peforma terbaik.
Ada perbedaan mendasar antara rekan dan teman, hal yang paling mendasar adalah rekan merupakan orang yang siap membantu dalam bidang profesi sekaligus menjadi teman diskusi masalah pekerjaan, dan perlu diingat hanya untuk pekerjaan. Jenis hubungan ini sangat minim konflik pribadi dan sebisa mungkin hindari konflik pribadi.
Sedangkan teman adalah orang yang senang hati mendengar cerita kita dari A-Z dan akan menanggapi dengan senang hati mengenai masalah yang kita ceritakan. Dan jenis hubungan ini benar-benar rawan dengan konflik pribadi karena intensitas komunikasi yang sering. Hal inilah yang melandasi saya untuk memilih nggak punya teman di tempat kerja, karena akan sangat sulit untuk memisahkan hubungan profesional saat ada masalah pribadi yang terjadi.
Hal yang paling menyebalkan dari pertemanan didunia kerja apa lagi jika pertemanan ini sudah menjelma menjadi sebuah geng adalah akan susah untuk memilih makan siang yang kita suka karena kita akan dituntut untuk ikut makan bersama yang bahkan makanannya pun kita tidak suka. Ada kalanya akan sangat berat untuk meninggalkan tempat kerja hanya karena teman kita kebanyakan ada di situ, padahal banyak pilihan dan kesempatan yang sedang terbuka.
Disclaimer, memilih untuk tidak berteman bukan sebuah kejahatan yang patut untuk dihukum. Dan memang itu adalah sebuah pilihan yang kita bisa ambil secara bebas dalam hubungan sosial. Kendati memilih tidak menjalin pertemanan bukan berarti kita tidak bersikap friendly atau malah memusuhi semua orang yang ada ditempat kerja. Melainkan hanya membatasi hubungan agar tetap terjaga sikap profesional diantara rekan kerja dan nggak canggung jika dibutuhkan melakukan tindakan tegas kepada sesama rekan kerja kita.
Hal ini tidak menjadikan rekan sesuatu hal yang lebih buruk ketimbang pertemanan, rekan dan teman memiliki kegunaan di konteksnya masing-masing. Pada konteks yang tepat, pertemanan bisa menguntungkan kita dan bahkan bisa menjadi support system tersendiri yang bisa mengangkat produktifitas kita. Karena pada akhirnya teman adalah orang yang bisa diajak diskusi tentang apapun dengan gaya pemikiran yang seirama. Begitu pula rekan, pada konteks yang tepat akan menjadi orang yang bisa diandalkan saran dan kritiknya guna menjadikan kualitas kerja kita bisa menjadi lebih baik.
Pada akhirnya memilih adalah satu-satunya kebebasan yang masih kita miliki.